Bursa Karbon Resmi Beroperasi, Presiden: Mitigasi Perubahan Iklim - Kabarbisnis

Bursa Karbon Resmi Beroperasi, Presiden: Mitigasi Perubahan Iklim

Selasa, 26 September 2023 | 15:19 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan pengoperasian Bursa Karbon Indonesia. Presiden menegaskan, langkah ini merupakan kontribusi nyata Indonesia berjuang memitigasi perubahan iklim global.

"Kita satu-satunya negara yang sekitar 60% pemenuhan penguranan emisi karbonnya berasal dari sektor alam.Ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan tidak boleh main-main terhadap kenaikan suhu bumi, kekeringan,banjir dan polusi.Butuh langkah konkret untuk mengatasinya," terang Presiden pada peluncuran Bursa Karbon Indonesia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/9/2023) seperti disiarkan dalam Youtube Sekretariat Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadikan standar bursa karbon internasional sebagai rujukan. Selain itu, Jokowi menginginkan adanya tenggat waktu untuk investor dalam dan luar negeri masuk.

"Ketiga, atur pasar karbon sukarela sesuai praktik internasional dan tidak mengganggu target emisi Indonesia," katanya.

Menurut catatan Jokowi, ada potensi pasar bursa karbon di Indonesia mampu mencapai Rp 3.000 triliun dari potensi kredit karbon sebesar 1 giga ton CO2 yang bisa ditangkap. "Saya optimis Indonesia bisa menjadi poros karbon dunia," sebut Jokowi.

Dia menyebut jika bursa karbon yang diluncurkan dapat menjadi langkah konkret dan besar agar Indonesia bisa mencapai target emisi. Sebab itu, Jokowi meminta tiga hal. Pertama, jadikan standar karbon international sebagai rujukan, manfaatkan teknologi untuk transaksi yang lebih efektif dan efisien. Kedua, harus memiliki target dan timeline baik untuk pasar dalam negeri dan selanjutnya untuk international untuk segera masuk ke sana.

Ketiga, Jokowi meminta atur dan fasilitasi pasar karbon sukarela sesuai praktek di kominitas internasional, namun tidak mengganggu target Nationally Determined Contribution (NDC) Indone "Manfaatkan teknologi untuk transaksi sehingga efektif dan efisien. Kemudian harus ada target dan timeline baik pasar dalam negeri danpasar luar negeri.Segera masuk ke sana," tegasnya.

Bursa Efek Indonesia mencatat perdagangan karbon sebanyak 459.495 ton unit karbon dan terdapat sebanyak 24 kali transaksi. Dalam debut perdananya pada Selasa ini (26/9/2023), terdapat sejumlah bank berkapitalisasi pasar besar yang menjadi pembeli unit karbon. Penyedia unit karbon pada perdagangan perdana kali ini yaitu Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) yang menyediakan Unit Karbon dari Proyek Lahendong unit 5 dan 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.

Adapun, para pembeli unit karbon yaitu PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk , PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT BNI Sekuritas, dan PT BRI Danareksa Sekuritas. Pembeli lainnya di luar industri perbankan ada PT CarbonX Bumi Harmoni, PT MMS Group Indonesia, PT Multi Optimal Riset dan Edukasi, PT Pamapersada Nusantara, PT Pelita Air Service, PT Pertamina Hulu Energi dan PT Pertamina Patra Niaga.

Direktur Utama BEI serta Penyelenggara Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) Iman Rachman menyebutkan, banyaknya pelaku industri perbankan yang membeli unit karbon sehaluan dengan dukungan mereka terhadap pemenuhan aspek Environtment (lingkungan), Social (sosial), dan Governance alias tata kelola usaha yang baik di perusahaan.

"Mereka support terhadap ESG, ini baik mereka untuk men-tap investor mereka yang concern ke ESG," kata Iman.

Selain itu, kata Iman, pembelian unit karbon bagi industri perbankan sudah cukup familiar dilakukan di tingkat regional sekaligus menjadi dukungan untuk mengurangi emisi karbon. Di sisi lain, Iman menambahkan, ditunjuknya BEI sebagai penyelenggara bursa karbon merupakan sebuah milestone penting bagi komitmen dekarbonisasi Indonesia menuju Net Zero Emission di tahun 2060 atau lebih cepat.

Iman menyebut, IDX Carbon berupaya untuk memberikan transparansi, keandalan, dan keamanan dalam memberikan solusi terbaik bagi perdagangan karbon di Indonesia sehingga tercipta perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien. Melalui penyediaan platform yang mengedepankan pengalaman pengguna, Iman berharap seluruh pelaku usaha dapat dengan mudah memperoleh manfaat dari perdagangan karbon. kbc11

Bagikan artikel ini:

Baca Juga

Komentar