Perantau Wonogiri Banyak yang Tidak Mudik, Faktor Ekonomi Jadi Pemicu - Espos.id | Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia - Opsiin

Informasi Pilihanku

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Perantau Wonogiri Banyak yang Tidak Mudik, Faktor Ekonomi Jadi Pemicu - Espos.id | Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

Share This

 

Perantau Wonogiri Banyak yang Tidak Mudik, Faktor Ekonomi Jadi Pemicu - Espos.id | Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

ESPOS.ID - Calon penumpang menunggu keberangkatan bus di Terminal Giri Adipura Wonogiri, Kamis (3/4/2025). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Esposin, WONOGIRI — Jumlah pemudik di Wonogiri disebut tidak sebanyak seperti biasanya pada momen Lebaran tahun ini. Kaum boro asal Wonogiri banyak yang memilih tetap tinggal di perantauan. Faktor ekonomi disebut menjadi salah satu alasan mereka tidak pulang ke kampung halaman.

Penurunan Jumlah Pemudik di Terminal Giri Adipura

Jumlah pemudik yang turun itu tampak dari jumlah penumpang kedatangan di Terminal Giri Adipura Wonogiri. Kepala Terminal Giri Adipura Wonogiri, Agus Hasto, mengatakan jumlah penumpang kedatangan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) pada H-10 hingga H-3 Lebaran tahun ini sebanyak 37.132 orang di Terminal Giri Adipura Wonogiri.

Jumlah itu turun dibandingkan periode yang sama pada Lebaran tahun lalu, yaitu tercatat sebanyak 39.178 orang. Untuk diketahui, penumpang bus AKAP yang tiba di terminal pada periode itu diasosiasikan dengan pemudik. Hal ini mengindikasikan jumlah pemudik tahun ini turun sekitar 5% dibandingkan tahun lalu.

Agus menyampaikan penurunan jumlah pemudik ini bisa dipengaruhi beberapa hal. Pada tahun ini jumlah unit bus dalam program mudik gratis yang menuju Wonogiri dari sejumlah instansi rata-rata menurun. Misalnya, program mudik gratis dari Kementerian Perhubungan dan Jasa Raharja yang biasanya masing-masing menyediakan puluhan bus, pada tahun ini hanya belasan unit bus.

Agus menyampaikan penurunan jumlah pemudik ini bisa dipengaruhi beberapa hal. Pada tahun ini jumlah unit bus dalam program mudik gratis yang menuju Wonogiri dari sejumlah instansi rata-rata menurun. Misalnya, program mudik gratis dari Kementerian Perhubungan dan Jasa Raharja yang biasanya masing-masing menyediakan puluhan bus, pada tahun ini hanya belasan unit bus.

Perubahan Program Mudik Gratis dan Pengaruhnya

Informasi yang Agus dapatkan, Kementerian Perhubungan lebih banyak memberikan program mudik gratis untuk moda transportasi kereta api ketimbang bus. Kendati begitu, dia meyakini perantau Wonogiri yang memanfaatkan program itu sedikit. Hal itu mengingat akses kereta api ke Wonogiri harus melalui kereta api perintis. Sehingga, pemudik tetap lebih banyak memilih menggunakan bus yang langsung sampai di Wonogiri.

“H-10 sampai H-3 Lebaran menjadi patokan kami untuk menentukan jumlah pemudik ini karena pada periode itu mulai ada pergerakan pemudik hingga puncak arus mudik,” kata Hasto saat berbincang dengan Espos di kantornya, Kamis (3/4/2025).

“Bisa juga orang tidak lagi melihat Lebaran ini sebagai momen yang harus berkumpul dengan keluarga karena memang mereka sudah sering pulang, misalnya setiap pekan. Kalau kita lihat data produksi terminal, setiap akhir pekan memang jumlah penumpang kedatangan di sini banyak,” ungkap dia.

PO Bus Terdampak

Dia menyampaikan penurunan jumlah pemudik ini juga dirasakan sejumlah perusahaan otobus. Menurutnya, banyak PO bus yang mengeluhkan kondisi ini karena bus-bus mereka banyak tidak terpakai atau jumlah penumpang tidak selalu penuh saat arus mudik.

Penurunan jumlah pemudik ini juga disampaikan Manajer Operasional PO Agra Mas, Susanto, baru-baru ini. Dia mengatakan jumlah pemudik menuju Wonogiri turun signifikan pada Lebaran tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat dipantau dari jumlah tiket yang terjual pada momen mudik tahun ini yang tidak seramai tahun-tahun lalu pada periode yang sama. Bus yang beroperasi pada arus mudik kali ini pun tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.

Dia menerangkan pada H-7 Lebaran tahun ini, kedatangan bus PO Agra Mas yang membawa penumpang dari Jabodetabek sekitar 60 unit bus per hari. Padahal biasanya, pada periode yang sama tahun-tahun lalu, setidaknya sekitar 80 unit bus datang ke Wonogiri per hari. Puncak arus mudik Lebaran kali ini pun diprediksi lebih pendek.

Susanto bilang penurunan jumlah penumpang ini sama sekali bukan karena perebutan pasar. Sebab, semua PO juga mengalami hal yang sama. Banyak PO bus yang sebenarnya sudah menyiapkan banyak armada tetapi tidak semua beroperasi. Termasuk sejumlah PO yang biasa menjadi langganan program mudik gratis pun sekarang banyak bus mereka yang tidak beroperasi.

“Kami itu punya kuota 5.000 seat [tempat duduk] untuk arus mudik ini. Tetapi yang terpesan baru sekitar 3.000 seat. Padahal tahun-tahun lalu itu langsung ludes terpesan,” kata Susanto.

Daya Beli Masyarakat Melemah

Susanto menyebut kondisi itu terjadi lantaran daya beli masyarakat sedang melemah. Dia belum mengetahui secara pasti mengapa hal itu bisa terjadi. Tetapi dia menilai kondisi itu bisa dipicu karena ada fenomena pemutusan hubungan kerja di perusahaan-perusahaan. Belum lagi imbas dari kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, sehingga uang yang beredar di masyarakat tidak terlalu banyak.

Salah satu warga Wonogiri yang merantau di Bandung, Suprapti, menerangkan banyak warga Wonogiri yang dia kenal di perantauan tidak mudik pada Lebaran ini. Alasan utama mereka tidak mudik kebanyakan karena faktor ekonomi.

“Biasanya karena faktor ekonomi [memiliki sedikit uang], jadi mereka pilih tidak mudik,” ujarnya.

Warga Kecamatan Wonogiri, Kunainah, menyebut sejumlah sanak-saudaranya pada Lebaran tahun ini tidak pulang ke rumah. Meski tidak tahu alasan pastinya, dia bilang hal ini jarang terjadi. Bisanya para kerabatnya rutin pulang setidaknya setahun sekali saat Lebaran.

Imam Yuda Saputra 

-

Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Berita Terkait

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here