Forum Kajian Budaya Beri Dukungan Keberadaan Museum Holocaust Sulut - CNN Indonesia

 

Forum Kajian Budaya Beri Dukungan Keberadaan Museum Holocaust Sulut

CNN Indonesia
4-5 minutes

Rabu, 02 Feb 2022 20:29 WIB

Ilustrasi Museum Holocaust. (AP/Carolyn Kaster)

Jakarta, CNN Indonesia --

Center For Inter Religious Study and Traditions (CFIRST), sebuah forum kajian antar budaya dan agama menilai Museum Holocoust di Sulawesi Utara untuk mengingatkan adanya peristiwa kejahatan genosida yang dilakukan Nazi terhadap bangsa Yahudi.

Pernyataan itu sekaligus merespons penolakan dari pihak Majelis UIama Indonesia (MUI) terhadap pembangunan Museum Holocaust di Sulawesi Utara.

"Jadi orang-orang yang merasa terganggu dengan upaya pengungkapan kebenaran dari peristiwa kejahatan di masa lalu dapat ditafsirkan setuju dengan holocaust dan jelas-jelas menunjukkan perilaku antisemit dan mungkin saja pro Nazi Hitler," kata anggota CFIRST, Pendeta M Arif Mirdjaja dalam keterangan resminya, Rabu (2/2).


Arif sangat menyayangkan pernyataan pejabat MUI yang meminta untuk menghancurkan museum tersebut. Pasalnya, hal tersebut berpotensi sebagai pernyataan antisemit yang ingin menghapus memori kekejaman Nazi.

Arif mengingatkan bahwa perilaku antisemit adalah perilaku rasialis dan bertentangan dengan prinsip dasar hak asasi manusia.

"Statemen ini seperti membela Hitler dan Nazi," kata Arif.

Ia mengatakan komunitas Yahudi di Sulawesi Utara memiliki kebebasan yang sama dan dilindungi oleh Pancasila. Bahkan, Ia mengklaim orang Yahudi yang mengajarkan dan menyebarkan monoteisme ke seluruh dunia sejak 3.500 tahun lalu.

"Atau 1.400 tahun lalu, ketika orang Arab masih hidup di zaman jahiliyah dengan politeisme menyembah banyak dewa, orang orang Yahudi sudah mengajarkan tauhid," urainya.

Menurutnya, tulisan-tulisan orang Yahudi dalam kitab-kitab tentang Adam, Nuh, Ibrahim, Musa hingga Nabi Zakaria bisa sampai ke Indonesia merupakan hal yang patut disyukuri.

"Jadi kita tidak harus panik atau bahkan merespon untuk menghancurkan sebuah museum yang menceritakan peristiwa sejarah masa lalu. Hitler dan Nazi tidak perlu dibela dengan alasan apapun," pinta dia.

Jawaban MUI

Terpisah, Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim mengaku tak setuju dengan tindakan holocaust yang dilakukan Nazi. Baginya, tindakan tersebut dilarang oleh semua agama.

"Kemanusiaannya oke. Semua agama apapun kejahatan holocaust itu kejahatan luar biasa dan bertentangan dengan agama," kata Sudarnoto.

Kendati demikian, Ia mengatakan bahwa pembangunan Museum tersebut tak pas bila dibangun di Indonesia. Pasalnya, Indonesia telah memiliki sikap untuk membela bangsa Palestina sampai saat ini.

Baginya, pendirian museum tersebut justru akan melukai hati masyarakat Palestina. Sebab, sejak tahun 1948 sampai saat ini persoalan di Palestina tak kunjung terselesaikan karena zionisme Israel.

"Karena Indonesia sebagai negara dan bangsa pembela Palestina sejak lampau, kok jadi tempat peringatan Holocaust, dan ini museum terbesar di Asia Tenggara," kata dia.

Ia menilai pembangunan museum ini kemungkinan akan jadi momentum bagi para pemain politik di tingkat global atau di Israel. Hal itu kemudian bertujuan untuk dekatkan dan meyakinkan Indonesia buka hubungan diplomatik Israel.

Sudarnoto juga berpendapat Museum itu lebih tepat dibangun di negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Bukan di Indonesia.

"Tak cocok di Indonesia. Di Singapura cocok untuk peringatan itu. Kita tahu bahwa hubungan diplomatik Singapura kuat. Ini gak ada relevansinya dengan sejarah di Indonesia," kata dia.

(rzr/ain)

Baca Juga

Komentar