Pilihan

Ritual Mapag Tamba di Indramayu, Upacara Sakral Tolak Bala Pertanian - inews

 

Ritual Mapag Tamba di Indramayu, Upacara Sakral Tolak Bala Pertanian

Ritual Mapag Tamba di Indramayu, Upacara Sakral Tolak Bala Pertanian
Warga Desa Tugu, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu menggelar ritual mapag tamba. (FOTO: ISTIMEWA)

INDRAMAYU, iNews.id - Kabupaten Indramayu memiliki beragam tradisi. Salah satunya adalah ritual mapag tamba, upacara sakral untuk menangkal hama perusak padi. 

Tradisi yang telah dilaksanakan sejak zaman dulu ini unik. Warga melestarikan tradisi itu sampai sekarang. Mapag Tamba merupakan ritual menolak bala pertanian yang dapat menghancurkan sumber mata pencarian warga. 

Bala pertanian bisa berupa serangan hama, serangan penyakit padi, sawah kebakaran, dan sawah kebanjiran. 

Untuk mencegah bala tersebut sawah diberi tamba atau obat dengan cara membawa air dalam bumbung bambu dari tujuh sumber. Air yang telah didoakan itu disiramkan ke sawah.

Sebagian besar desa-desa di Indramayu masih melaksanakan tradisi ini. Salah satu desa yang masih terus melestarikan budaya ini adalah di Desa Tugu, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu. 

Untuk menjaga tradisi itu tetap lestari, masyarakat di Desa Tugu, mendorong agar budaya adat mapag tamba bisa digelar dalam bentuk festival.

Upaya itu mereka lakukan dengan menggelar ngobrol bareng bersama para budayawan dengan melibatkan unsur pemerintah membahas sejarah mapag tamba.

Pidri, tokoh pemuda Desa Tugu, mengatakan, ritual mapag tamba sangat layak untuk dikemas menjadi sebuah festival budaya. Tujuannya agar tradisi mapag tamba ini tidak punah.

Terlebih, kata Pidri, ritual mapag tamba sudah mendapat sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada 2016 lalu.

"Kami ingin menggelar Festival Mapag Tamba atau Matafest. Puncak acara ini adalah penandatanganan persetujuan bersama atau komitmen agar pada 2024 bisa diselenggarakan festival," kata Pidri, Senin (27/2/2023).

Pidri menyatakan, mapag tamba merupakan budaya lokal khas Indramayu, khususnya masyarakat agraris atau petani. Sejak zaman dahulu, tradisi ini selalu dilakukan petani untuk menjaga tanaman padi agar terhindar dari penyakit dan hama.

"Sampai sekarang tradisi ini masih terjaga, namun di beberapa wilayah memang sudah hilang. Oleh karenanya kita ingin agar mapag tamba bisa terpublikasikan luas agar tetap lestari," jelas dia.

Sementara itu, Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu Uum Umyati mengatakan, pihaknya sangat mendukung inisiatif warga Desa Tugu melestarikan tradisi mapag tamba.

Disdikbud Indramayu akan mengusulkan festival mapag tamba agar terselenggara pada 2024. Mapag Tamba merupakan tradisi adat khas Indramayu yang memiliki makna mendalam, selain mapag sri, sekedah bumi, dan lain sebagainya.

"Insya Allah kami akan menyampaikan ke pimpinan, apalagi ini juga untuk kemajuan kebudayaan sendiri agar bisa dikenal oleh masyarakat luas," kata Kepala Disdikbud Indramayu.

Kabid Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Indramayu, Verra Primawah menambahkan, pihaknya juga sangat menyambut baik keinginan tersebut. 

Jika bisa terselenggara, festival mapag tamba ini bakal menjadi yang pertama yang digelar di Indramayu. "Melalui festival ini, tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan luar daerah untuk datang ke Indramayu. Ini potensi wisata budaya yang harus dipromosikan," kata Verra Primawah.

Editor : Agus Warsudi

Follow Berita iNewsJabar di Google News

Bagikan Artikel:
line sharing button

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek