Matangkan Bea Masuk 200% untuk 7 Komoditas, Mendag Zulhas Ungkap Bukan untuk Barang Impor China Saja: Ini Bukan Balas Membalas - TvOnenews
Matangkan Bea Masuk 200% untuk 7 Komoditas, Mendag Zulhas Ungkap Bukan untuk Barang Impor China Saja: Ini Bukan Balas Membalas
Mendag mengatakan, Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) dan Komite Antidumping Indonesia (KADI) sedang melakukan penyelidikan data barang-barang impor
Selasa, 9 Juli 2024 - 11:03 WIB
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah saat ini tengah mematangkan rencana kebijakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) dan Bea Masuk Anti-dumping (BMAD) untuk 7 komoditas impor.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) dan Komite Antidumping Indonesia (KADI) tengah melakukan penyelidikan barang impor dalam 3 tahun terakhir.
Hal itu disampaikan Mendag Zulhas dalam rapat kerja bersama dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (8/7/2024).
"Kita akan lihat apakah betul tiga tahun terakhir ini yang menyebabkan industri rontok dan lain-lain itu gara-gara barang impor," kata Mendag Zulhas, dikutip Selasa (9/7/2024).
Zulhas menyampaikan bahwa KPPI dan KADI akan melihat serta menyelidiki seperti apa berkembangan data-data impor dalam tiga tahun ke belakang.
Mendag menuturkan, penyelidikan itu nantinya akan menjadi dasar pengenaan bea masuk 7 komoditas impor yang membanjiri pasar Indonesia.
Tujuh komoditas tersebut adalah tekstil dan produk tekstil (TPT), pakaian jadi, keramik, elektronik, kosmetik, barang tekstil jadi, dan alas kaki.
Mendag mengatakan, bea masuk yang akan dikenakan tidak hanya untuk barang impor dari China seperti ramai diberitakan sebelumnya, tapi dari berbagai negara dengan persentase bea masuk bisa 10-200 persen.
"Kalau memang melonjak impornya produk-produk yang tujuh macam tadi itu, maka dia (KPPI) bisa kenakan tarif, bisa 10 persen, bisa 20 persen dan bisa 200 persen, bisa saja, terserah mereka (KPPI dan KADI), bukan saya yang menentukan," jelas Zulkifli.
Lebih lanjut Zulkifli mengatakan bahwa KPPI dan KADI akan menyelidiki data dari berbagai sumber seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan asosiasi.
"Mereka juga akan lihat data BPS, asosiasi dipanggil, dilihat, data impor bagaimana, masuknya, melonjak nggak, baru nanti mereka sidang ada putusannya. Dan ini bukan soal balas membalas, seluruh negara boleh begitu. Jadi, kalau Tiongkok (China) melakukan itu, Jepang melakukan itu, Amerika, itu memang boleh," ungkap Mendag.
Dari penyelidikan itu, KPPI dan KADI akan menghasilkan luaran yang berbeda. KPPI akan merumuskan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP), sementara KADI menghasilkan Bea Masuk Anti-dumping (BMAD).
"Jadi KPPI outputnya Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP), kalau KADI outpunya Bea Masuk Anti-dumping (BMAD). Mereka akan lihat," ucap Zulkifli.
Zulkifli menambahkan bahwa apa yang dihasilkan dari KPPI dan KADI nantinya akan diteruskan kepada Kementerian Perindustrian dan Kementerian Keuangan. (ant/rpi)
Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Sindikat Judi Online di Apartemen Jakarta Barat Retas Situs Pemerintahan dan Akademik
Nasional
- 10/07/2024 - 20:03
Polisi mengamankan tujuh orang yang diduga terlibat dalam praktik judi online yang dilakukan di salah satu unit apartemen kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Southgate Percaya Diri Bisa Bawa Timnas Inggris ke Final Euro 2024
Bola Dunia
- 10/07/2024 - 20:01
Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate, mengatakan timnya memiliki kapasitas untuk lolos ke final Euro untuk kedua kalinya secara beruntun.
Pertahankan Disertasi Sistem Perwakilan dalam UUD 1945 yang Harus Diamandemen, Ismail Marzuki Raih Gelar Doktor
Religi
- 10/07/2024 - 19:59
Dr. Ismail Marzuki, M.A.Hk meraih gelar doktor Program Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, Rabu (10/7/2024). Tema sistem perwakilan UUD 1945 harus diamandemen.
Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing Tenaga Kerja di Kepri, Menaker Ida Fauziyah Resmikan Satpel Vokasi dan Produktivitas Batam
Nasional
- 10/07/2024 - 19:57
Menaker Ida Fauziyah resmikan Satuan Pelayanan (Satpel) Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Batam, di Kawasan Industri Kabil Nongsa Batam, Kepulauan Riau (Kepri)
Netizen Geram dengan Unggahan Sarwendah di Media Sosial: Kalau Posenya Begini Wajarlah Netizen Berpikir Buruk!
Trend
- 10/07/2024 - 19:41
Netizen ramai mengomentari unggahan Sarwendah di media sosial setelah sidang perceraian dengan Ruben Onsu. Ada yang mendukung, tapi banyak juga yang mengkritik.
Masih Muda Tapi Gigi Sudah Ompong, Bingung Mau Pake Gigi Palsu Atau Implant Gigi? drg. Kim Seong Seon Jelaskan Efek Negatif Akibat Gigi Ompong di Usia Muda
Kesehatan
- 10/07/2024 - 19:37
Gigi ompong di usia muda menjadi masalah tersendiri, terutama dari segi penampilan dan tingkat kepercayaan diri. drg. Kim Seong Seon menjelaskan efek dari gigi
Komentar
Posting Komentar