Sudah Ada Petunjuk Jet Tempur Mana yang Akan Dipinang India Untuk Proyek MRFA - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.COM - India tampaknya semakin dekat untuk memilih jet tempur yang akan diakuisisi dalam proyek Multi Role Fighter Aircraft (MRFA)
Proyek ini merupakan langkah strategis India untuk memperkuat armada udara Angkatan Udara India (IAF).
Di mana mereka tengah menghadapi keterbatasan kekuatan skuadron.
Serta ancaman dari negara tetangga seperti China dan Pakistan.
Salah satu kandidat terkuat dalam kompetisi ini adalah Saab Gripen E dari Swedia.
Dikutip Zonajakarta.com dari Defence.in edisi Kamis, 7 Novembet 2024 berjudul "Saab Woos India with Gripen-E for MRFA Tender, Promises Seamless Integration of Indian Weapons and Software Collaboration", Saab memamerkan replika penuh skala Gripen E di Bangalore Security Dialogue.
Baca Juga:
Langkah ini dianggap sebagai upaya agresif Saab untuk mengamankan kontrak MRFA dengan menawarkan berbagai keunggulan teknologi serta dukungan untuk kebijakan ‘Make in India’.
Replika skala penuh Gripen E ini nantinya akan kembali ditampilkan di Aero India 2025, yang dijadwalkan berlangsung pada 10-14 Februari 2025.
Dalam acara ini, Saab berencana melakukan dialog strategis dengan pihak terkait di India.
Kepala Program Gripen untuk India, Kent Ake Molin, menyatakan optimisme mereka terhadap partisipasi di pameran tersebut.
Gripen E diklaim sebagai pesawat tempur generasi 4+ yang mampu memberikan superioritas udara di medan pertempuran modern.
Saab juga menekankan kesiapan untuk mentransfer teknologi penuh dan membangun fasilitas produksi di India.
Baca Juga:
Sebuah aspek yang sangat diinginkan oleh IAF dalam proyek MRFA.
Dikutip Zonajakarta.com dari Eurasian Times edisi Senin, 16 Desember 2024 berjudul "JAS-39 Gripen, Su-57 Or Rafale: Ex-IAF Air Marshal Hints Which Fighter Jet Could Win India’s MRFA Deal", selain itu, Saab menjanjikan waktu pengiriman tercepat, yakni dalam tiga tahun setelah kontrak ditandatangani.
"Gripen E dirancang untuk menghadapi segala ancaman, kapan saja dan di mana saja."
"Dengan sistem sensor mutakhir dan kemampuan networking yang senyap, pesawat ini mampu membingungkan musuh dan menjaga dominasi di udara," tambah Saab dalam pernyataannya.
Proyek MRFA sendiri dimulai sejak 2018 ketika IAF merilis Request for Information (RFI) untuk pengadaan 114 jet tempur.
Hingga saat ini, tujuh produsen pesawat telah merespons RFI, termasuk:
Baca Juga:
- Boeing dengan F/A-18E/F Super Hornet dan F-15EX Eagle II
- Lockheed Martin dengan F-21
- Dassault Aviation dengan Rafale
- Eurofighter dengan Typhoon
- Saab dengan Gripen E/F
- Produsen Rusia dengan MiG-35 dan Su-35
Meskipun Rafale dari Prancis telah lebih dulu dioperasikan oleh IAF, Gripen E menawarkan keunggulan tersendiri.
Terutama dalam biaya siklus hidup yang lebih rendah dan fleksibilitas operasional.
Namun, India juga mempertimbangkan opsi jet tempur generasi kelima untuk menghadapi J-20 China dan potensi akuisisi J-35A oleh Pakistan.
Menurut Air Marshal Anil Khosla (Purn.), keputusan India tidak hanya akan bergantung pada performa pesawat, tetapi juga pada aspek berikut:
- Biaya siklus hidup
- Transfer teknologi (ToT)
- Kebijakan ‘Make in India’
- Jadwal pengiriman
- Kompatibilitas dengan sistem dan senjata yang sudah ada
Ia menyarankan agar India mempertimbangkan Gripen E jika penawaran Saab dinilai lebih ekonomis dan menawarkan keuntungan jangka panjang yang signifikan.
Baca Juga:
Meski pesawat tempur generasi kelima seperti F-35 Lightning II dari AS dan Su-57 dari Rusia telah menjadi opsi potensial, keduanya memiliki tantangan tersendiri.
Operasi S-400 India mempersulit pembelian F-35 karena berpotensi memicu sanksi AS.
Sementara itu, Su-57 masih memiliki masalah pengiriman dan belum teruji di medan perang.
Di sisi lain, China telah mengerahkan lebih dari 200 jet tempur siluman J-20.
Dengan target mencapai 1000 unit dalam beberapa tahun ke depan.
Hal ini menciptakan kesenjangan kekuatan udara antara India dan tetangganya jika proyek MRFA tidak segera terealisasi.
Baca Juga:
Dengan semakin mendesaknya kebutuhan IAF untuk memperkuat armadanya.
Gripen E dari Saab muncul sebagai salah satu kandidat yang paling serius dan menawarkan banyak keuntungan bagi India.
Jika India memutuskan untuk memprioritaskan kecepatan pengadaan, transfer teknologi, dan dukungan terhadap industri lokal, Gripen E bisa menjadi pilihan ideal dalam proyek MRFA.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar