China Gemetar Rudal C 705 Buatannya Berencana Direkayasa Balik Indonesia Jadi Lebih Mematikan - Zona Jakarta - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

China Gemetar Rudal C 705 Buatannya Berencana Direkayasa Balik Indonesia Jadi Lebih Mematikan - Zona Jakarta

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional, 

China Gemetar Rudal C 705 Buatannya Berencana Direkayasa Balik Indonesia Jadi Lebih Mematikan - Zona Jakarta

ZONAJAKARTA.COM- Dikutip dari Naval Technology, C-705 ialah rudal anti kapal buatan China Aviation Industry Corporation yang dibeli Indonesia.

Tak cuma C 705 yang dibeli Indonesia, Tiongkok juga berhasil mengembangkan rudal C-802 merupakan rudal buatan China Hai Ying Electro – Mechanical Technology Academy (CHETA).

Rudal anti-kapal C 705 yang dimiliki Indonesia dikembangkan oleh China Aerospace Science and Industry Corporation, dan China Precision Machinery Import and Export Corporation bertanggung jawab untuk pemasaran luar negeri.

Rudal C 705 buatan China yang rencananya mau direkayasa Indonesia tersebut memiliki jangkauan maksimum 140 kilometer.

Dikutip Zonajakarta.com dari news.qq.com, 25 Februari 2014, saat itu Indonesia berharap dapat mengimpor 40 rudal C 705 dari China disertai alih teknologi.

"Sebanyak 2 uji peluncuran dilakukan, semuanya tepat sasaran. Kami berharap dapat mengimpor 40 C705 untuk kemudian dirakit dan diproduksi di Indonesia.

Baca Juga:

Saat ini negosiasi transfer teknologi masih berlangsung," ujar news.qq.com pada 2014 lalu.

Delapan tahun berlalu sejak rudal C-705 dimiliki Indonesia, media China dibuat gemetar dengan rencana NKRI yang ingin merekayasa senjata anti kapal tersebut.

Dikutip Zonajakarta.com dari artikel terbitan Anadolu Agency pada 9 April 2021, rudal C-705 yang dibeli Indonesia dari China kini merupakan salah satu senjata strategis yang dimiliki TNI AL yang dipasang di kapal-kapal jenis KCR.

Langkah Indonesia yang mulai melakukan rekayasa terhadap rudal anti kapal C-705 rupanya kini membuat China gemetar.

Dikutip Zonajakarta.com dari Kemhan.go.id, pengembangan rudal C-705 sebenarnya sudah lama dipikirkan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia kala itu, Purnomo Yusgiantoro yang pada Minggu (19/2/2012) mengunjungi dan meninjau China Precision Machinery Import-Export Corporation (CPMIEC) terkait dengan proyek Rudal C-705 yang akan dibeli oleh TNI AL serta menjadi proyek Transfer of Technology (ToT).

Dikutip Zonajakarta.com dari artikel terbitan Lembaga Keris pada 30 Maret 2012, Menteri Pertahanan kala itu, Purnomo Yusgiantoro menegaskan, Indonesia saat itu akan bekerjasama dengan China untuk membangun pabrik peluru kendali C-705 di Indonesia.

Baca Juga:

Jadi dalam skema joint production ini akan terdapat proses Transfer of Technology (ToT) untuk membantu penguasaan teknologi rudal C-705 yang dibeli dari China.

Diharapkan dengan adanya ToT ini selanjutnya pihak peneliti dan industri lokal bisa mengembangkan rudal dengan performa yang lebih baik dibanding C-705 untuk menunjang kebutuhan TNI.

Untuk diketahui baik Indonesia maupun China tidak terikat dalam Missile Technology Control Regime (MTCR) yang melarang perpindahan /transfer teknologi yang berkaitan dengan platform tanpa awak yang mampu membawa muatan 500kg dalam jarak 300km.

Sehingga kedepannya kerjasama ini bisa dilanjutkan untuk platform yang lebih jauh dengan ukuran lebih besar seperti C-803 atau bahkan C-805 yang berjangkauan 500km.

Rudal C-705 adalah pengembangan dari C-704, dan bentuknya lebih menyerupai miniatur C-602.

Pengembangan rudal baru ini fokus ke tiga hal: elemen mesin, hulu ledak, dan sistem pemandu.

Desain modular dari mesin baru meningkatkan jangkauan rudal yang sebelumnya 75-80 km, menjadi sampai 170 kilometer.

Baca Juga:

Dengan jarak efektif 140km jika didukung sistem targeting dibalik cakrawala (OTHT).

C-705 dipersiapkan untuk mengkandaskan kapal perang lawan yang berbobot hingga 1.500 ton (kelas light corvette).

Daya hancur yang dihasilkannya bisa mencapai 95,7%, ideal untuk menenggelamkan kapal.

Rudal ini menggunakan pemandu Inersia&GPS untuk fase jelajah dan pemandu radar aktif untuk fase terminal.

Pada fase terminal rudal akan mencari target dan menghujam ke target (homing).

Kedepannya juga akan dikembangkan pemandu TV dan IR (infra red) untuk mengatasi kemungkinan salah sasaran dan target yang berkategori stealth.

Menurut Menteri Pertahanan kala itu, Purnomo Yusgiantoro “Peluru kendali ini kalau kita bisa produksi dalam negeri, kita akan pasang di daerah perbatasan untuk pengamanan,” Rudal C-705 akan melengkapi armada Kapal Cepat Rudal (KCR) milik TNI Angkatan Laut.

Halaman:

Baca Juga:

Proses kerjasama produksi rudal ini dilakukan Kementrian Pertahanan RI dan Precision Machinery Import-Export Corporation (CPMEIC) yang menjadi pemegang proyek pengerjaan rudal C-705.

Dalam pelaksanaanya akan dilakukan oleh gabungan PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Dahana.

Untuk bahan bakarnya akan didukung oleh pabrik propelan di Bontang, Kalimantan Timur.

Ketakutan China akan rencana Indonesia yang ingin merekayasa C-705 sudah sejak tahun 2013 lalu dibahas media Tiongkok, Sina.com lewat sebuah artikel terbitan 29 Agustus 2013.

Kala itu, media berbahasa mandarin tersebut menyinggung soal hak kekayaan intelijen China terhadap rudal C-705 yang mau direkayasa Indonesia.

"Ada spekulasi media bahwa Indonesia telah mulai memproduksi rudal anti kapal C-705.

Baca Juga:

Namun, juru bicara Komite Kebijakan Industri Pertahanan Indonesia mengkonfirmasi dalam sebuah wawancara dengan Jane's Defense Weekly bahwa Indonesia belum menandatangani perjanjian yang relevan dengan China.

Pihak Indonesia mengatakan bahwa negosiasi dengan Badan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Industri Pertahanan Nasional China secara keseluruhan berjalan baik, tetapi kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan tentang serangkaian masalah terkait transfer teknologi.

'Jane's Defense Weekly' percaya bahwa alasan utama mengapa perjanjian itu tidak dapat ditandatangani adalah karena China ingin melindungi hak kekayaan intelektualnya.

Beberapa ahli percaya bahwa China mungkin ingin Indonesia meningkatkan jumlah pembelian C-705 untuk menyelesaikan masalah saat ini.

Indonesia berencana untuk melengkapi lebih dari 20 kapal rudal KCR-40 dan beberapa kapal perang lainnya dengan sistem rudal C-705 yang akan dibangun dalam beberapa tahun ke depan," tulis Sina.com dalam artikelnya kala itu.

Indonesia berencana merekayasa rudal C 705.

Halaman:

Baca Juga:

Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari artikel terbitan media Tiongkok, China Times pada 6 April 2022, yang berjudul "Indonesia membangun pertahanannya sendiri terlebih dahulu untuk merekayasa balik rudal anti-kapal C-705 buatan darat".

China rupanya gemetar dengan langkah Indonesia yang mulai melakukan rekayasa terhadap rudal C-705.

Ketakutan China muncul lantaran rudal yang dibuatnya bisa saja jadi senjata yang lebih mematikan di tangan Indonesia dan bikin NKRI makin kuat pertahanannya.

"Kementerian Pertahanan Indonesia mengorganisir kelompok penelitian dan pengembangan untuk merekayasa balik senjata peluru kendali untuk membangun industri pertahanan presisinya sendiri.

Target rekayasa balik pertama yang mereka temukan tampaknya adalah rudal anti-kapal C-705 di Benua Tengah.

Menurut laporan Jane's Defence, Kemhan RI menyatakan dalam keterangannya pada 2 April bahwa untuk kepentingan industri pertahanan yang mandiri, secara resmi dibentuk Tim Bela Negara Indonesia yang berada di bawah Kementerian Pertahanan Indonesia ( Kementerian Industri Teknologi telah membawa kelompok-kelompok seperti Dirgantara Indonesia yang dikelola negara, perusahaan elektronik pertahanan PT Len, pembuat bahan peledak PT Dahana, dan pembuat kendaraan berat dan amunisi PT Pindad.

Baca Juga:

Ada juga dua perusahaan swasta yang menjadi kooperator, yakni PT Mulia Laksana Utama, perusahaan pembuat software pertahanan, dan PT Aero Terra Indonesia, produsen drone.

Karena rudal anti-kapal memiliki beberapa subsistem, termasuk penargetan, kontrol penembakan, hulu ledak, propulsi, penerbangan, mesin, dll., begitu banyak perusahaan yang terlibat, dan dalam setiap tahap pembongkaran senjata, pengujian hati-hati, Reorganisasi dan sertifikasi.

'Kami ingin memperoleh teknologi canggih untuk mendapatkan kemampuan untuk membangun industri rudal anti kapal lokal dan memproduksi senjata di dalam negeri, yang sangat penting untuk tujuan menjaga kedaulatan negara,' kata Kementerian Pertahanan Indonesia.

Pernyataan Kementerian Pertahanan RI tidak menyebutkan rudal mana yang disalin, namun ilustrasi yang dilampirkan pada pernyataan tersebut sangat mirip dengan rudal anti kapal jarak menengah C-705 dari China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC)," tulis China Times.

***

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages