Terus Digempur Asap TPA Sarimukti, Warga Sekitar Terpaksa Mengungsi
Bandung Barat, Beritasatu.com - Sejumlah warga di Kampung Ciherang, Cipatat, Bandung Barat, Jawa Barat terpaksa harus mengungsi ke luar perkampungan karena terus menerus menghirup asap pekat akibat kebakaran TPA Sarimukti yang hingga hari kesembilan, Minggu (27/8/2023) masih belum teratasi.
Karena merasa khawatir akan kesehatan, akhirnya beberapa warga di kampung terdekat TPA tepatnya warga di RT 3 RW 15 Kampung Cipicung terpaksa harus mengungsi ke luar dari perkampungan karena asap terus menyelimuti rumah mereka.
Ketua RW 15 Ujang Rohmat mengaku sejauh ini data yang diterima laporan baru ada tiga keluarga yang meninggalkan perkampungan dengan rata-rata kesehatan yang dikeluhkan dan dirasakan ialah sesak napas.
"Untuk sejauh ini yang saya terima laporan sebagai pengurus baru tiga keluarga. Satu full satu keluarga, satu bapak-bapak lansia dan satu lagi ibu-ibu lansia," ujar Ujang ditemui Beritasatu.com, Minggu (27/8/2023) siang.
Lebih lanjut kata Ujang dari total 77 keluarga atau sekitar 220 orang warga di RW nya mayoritas yang terdampak mengeluhkan sesak terutama lansia.
"Dampak yang dirasakan sesak terutama lansia dan ketiga keluarga itu menggungsi ke sanak saudaranya keluar di luar wilayah Cipatat," kata Ujang.
Ujang pun mengaku telah menyerap aspirasi warganya yang mengharapkan adanya kompensasi dari pemerintah bagi warga terdampak kebakaran TPA Sarimukti ini.
"Kalau yang diharapkan sama masyarakat pada umumnya yang saya serap kompensasi bukan sekedar terkait kesehatan saja tapi dalam bentuk hal yang lain seperti sembako, vitamin ataupun susu untuk menetralisir dampak asap yang dihirup warga," tuturnya.
Sementara itu, seorang warga terdampak yang memilih bertahan di rumahnya Dewi mengaku merasa sedih dan khawatir karena dampak peristiwa ini membuat aktivitas dan kesehatan warga terganggu.
"Sedih ya soalnya disini banyak anak kecil, ibu hamil termasuk lansia juga, anak saya juga sudah batuk pilek demam, dan banyak yang ngungsi," ungkap Dewi.
Dewi mengaku jika terjangan asap kebakaran TPA Sarimukti yang paling pekat menyelimuti permukimannya disaat hari memasuki siang hingga sore hari.
"Setelah Dzuhur ke sore, kalau pagi-pagi mah gak terlalu banyak," ucapnya.
Selain itu, ia pun menjelaskan jika sang anak dan anggota keluarga lainnya pun sudah mengalami gejala terserang ISPA setelah di cek ke posko kesehatan dan berharap dampak kebakaran ini segera berakhir karena di sisi lain sang anak yang bersekolah pun harus belajar secara daring yang dinilainya tidak efektif.
"Ingin segera padam saja ini api nya karena kan terganggu ya anak-anak sekolah juga dirumah kan kalau daring kurang efektif juga," bebernya. Dewi pun melanjutkan. "Tolong diperhatikan saja ya seperti sembako obat-obatan vitamin juga perlu, "tambahnya.
Memasuki hari kesembilan penanganan kebakaran TPA Sarimukti, petugas BNPB sudah tiga hari menerjunkan helikopter water bombing jenis super puma untuk menebarkan air dari jalur udara.
Namun dari pandangan kasat mata dan berdasarkan fakta dilapangan titik api sempat kembali muncul pada pukul 14.00 WIB diikuti asap pekat yang menyelimuti hingga area TPA hingga Minggu (27/8/2023) sore, titik fokus pemadaman pun masih dilakukan di sekitar zona 1, 2 dan 3.
Jika penggunaan air biasa dirasa belum efektif, rencananya penggunaan air dengan campuran cairan berupa bios foam pun akan dilakukan BNPB dengan menerjunkan kembali helikopter water bombing.
Komentar
Posting Komentar