Table of content
Jakarta, Beritasatu.com - Pengamat Militer dan Keamanan Nasional Beni Sukadis menanggapi perbedaan pendapat pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaiminin Iskandar (Cak Imin) terkait anggaran pertahanan untuk pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia.
Pada debat capres kedua, Minggu (7/1/2024) semalam. Anies setuju dengan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo untuk menaikkan anggaran pertahanan hingga 1-1,5% dari PDB, lantaran anggaran 0,78% dari PDB saat ini dinilai belum ideal.
Sementara, Cak Imin berujar bahwa pengadaan alutsista belum dibutuhkan karena Indonesia tidak sedang berada dalam peperangan. Dia menilai, pengadaan alutsista hanya menambah beban utang negara. Menurut dia, anggaran alutsista lebih baik dialokasikan untuk pertanian.
Menanggapi itu, Beni menyatakan dirinya kurang setuju dengan pernyataan Cak Imin. Dia menegaskan, anggaran pertahanan termasuk belanja alutsista sifatnya krusial dan merupakan investasi masa depan yang penting bagi kepentingan nasional, yakni keamanan dan kesejahteraan rakyat.
"Kita tidak bisa membanding-bandingkan (anggaran pertahanan) dengan pembelanjaan publik yang dilakukan oleh pemerintah di bidang lain. Apakah itu pendidikan ekonomi dan lain-lain itu tidak bisa. Kalau kita serius dan tekun untuk menjaga kedaulatan, untuk menjaga sumber daya alam, kita harus investasi di pertahanan," ungkap Beni, kepada Beritasatu.com, Senin (8/1/2023).
Apalagi, Beni mengungkapkan, kondisi alutsista kepunyaan Tanah Air saat ini kondisinya sudah memprihatinkan, di mana 60 persen di antaranya berusia lebih dari 30 tahun. Artinya, Indonesia perlu memikirkan modernisasi alutsista, tetapi tidak perlu jorjoran.
Sementara itu, Beni mendukung pandangan Anies terkait anggaran pertahanan. Beni menilai anggaran ideal untuk pertahanan Indonesia dalam kondisi saat ini adalah 1-1,5% dari PDB. "Kalau bicara angka, mungkin idealnya 1-1,5% dari PDB. Gak usah 2%, itu negara maju. Jerman pun enggak sampai 2%," kata dia.
Lebih lanjut, Beni menambahkan, anggaran pertahanan untuk pengadaan alutsista akan tergantung pada prioritas pemerintahan baru mendatang. Ada pun skala prioritas itu harus mempertimbangkan tantangan dan ancaman dalam 5-10 tahun mendatang.
"Kalau dilihat secara detail, tantangan utama itu tantangan maritim Laut Cina Selatan dan konflik Taiwan. Itu yang paling dekat dengan kita. Sehingga, (modernisasi alutsista) dibutuhkan. Memang kita tidak akan terlibat perang, tapi kita akan terkena imbasnya," jelas Beni.
Komentar
Posting Komentar