Pj Gubernur Akui 12 Ribu Warga Masih Mengungsi Imbas Banjir Demak
Minggu, 24 Mar 2024 20:00 WIB
Banjir mengepung wilayah Demak Jawa Tengah hingga buat belasa ribu warga mengungsi. (ANTARA FOTO/AJI STYAWAN)
--
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengakui masih ada 12 ribu warga yang mengungsi akibat banjir yang mengepung wilayah Demak. Ia berharap pengungsi bisa segera pulang agar bisa merayakan Lebaran 2024 di rumah.
"Pengungsi juga mulai berkurang dari sebelumnya mencapai 24.000 jiwa, kini menurun menjadi 12.000-an pengungsi," katanya mengutip Antara, Minggu (24/3).
Untuk mempercepat proses surutnya genangan banjir di Kabupaten Demak, khususnya di Kecamatan Karanganyar, Nana mengaku sudah dikerahkan sebanyak 22 unit mesin pompa penyedot air.
"Kapasitasnya tentu cukup besar karena mencapai 11.000 liter per detik untuk menyedot air genangan banjir," katanya.
Selain menyurutkan air banjir yang menggenangi permukiman warga, katanya, air yang menggenangi akses jalan di Jalur Pantura Demak-Kudus juga mulai surut, sehingga bisa dilalui kendaraan.
"Kalaupun saat ini belum dibuka, tentunya dalam waktu dekat sudah bisa dilalui kendaraan dari arah Kudus maupun Demak," kata Nana.
BPBD Kabupaten Demak mencatat per 24 Maret 2024 pukul 15.00 WIB, dari 92 tempat pengungsian diperkirakan sudah ada puluhan tempat pengungsian yang kosong karena pengungsinya mulai pulang ke rumah.
Belasan tempat pengungsian yang kosong dari para pengungsi tersebut, yakni di Kecamatan Mijen, Karangtengah, Sayung, Karanganyar, Wonosalam, dan Gajah.
Operasi modifikasi cuaca diperpanjang
Nana mengungkapkan bahwa operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi dampak banjir di Provinsi Jateng bakal diperpanjang hingga 27 Maret 2024 untuk mendukung pengerjaan penutupan dan penguatan tanggul sungai yang jebol.
"Modifikasi cuaca atau TMC tersebut memang membuahkan hasil, karena beberapa hari terakhir memang tidak ada hujan," katanya.
Perpanjangan operasi TMC tersebut, katanya, bertujuan agar saat pengerjaan perbaikan tanggul jebol tidak terpengaruh cuaca. Apalagi tanggul yang sudah berhasil ditutup itu, selanjutnya dilakukan penguatan.
Banjir yang terjadi di Kabupaten Demak dan sekitarnya, katanya, memang dipengaruhi oleh cuaca ekstrem mulai tanggal 8-18 Maret 2024.
Kebetulan, kata dia, Kabupaten Demak berada di dataran rendah, sedangkan hujan turun di kawasan atas seperti di Pegunungan Kendeng yang ada di wilayah Blora maupun Rembang dan sekitarnya.
"Ketika hujan dengan intensitas tinggi di Pegunungan Kendeng, airnya lari ke sungai dan masuk ke Sungai Wulan. Bahkan, Kabupaten Grobogan juga terdampak cuaca ekstrem karena banjir menggenangi kota, kemudian Demak dan Kudus juga ikut terdampak," katanya.
Dengan intensitas hujan yang tinggi tersebut, juga mengakibatkan lonjakan debit air sungai, seperti di Sungai Wulan sehingga mengakibatkan tanggul jebol. Sementara permukiman warga kebanyakan berada di bawah tanggul.
"Kami, pemerintah provinsi dan kabupaten mengambil langkah evakuasi dan menyiapkan tempat pengungsian. Pemerintah pusat juga memberikan perhatian. Kami juga perlu mengambil langkah-langkah supaya tanggul jebol tidak terjadi lagi," katanya.
Ia mencatat dari sejumlah tanggul sungai yang jebol, terdapat empat titik yang memberikan dampak cukup besar. Tiga titik tanggul jebol di antaranya di Kabupaten Grobogan dan satu titik di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.
(antara/DAL)
Komentar
Posting Komentar