Thrifting di Pasar Senen, biar Bekas yang Penting Branded - Beritasatu

 

Thrifting di Pasar Senen, biar Bekas yang Penting Branded

Rabu, 15 Maret 2023 | 09:47 WIB
Oleh: Herman, Thomas Rizal / AB

Pedagang menunggu calon pembeli pakaian bekas yang di jual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis 9 Maret 2023. 
Pedagang menunggu calon pembeli pakaian bekas yang di jual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis 9 Maret 2023.  (Foto: B Universe Photo / Joanito De Saojoao)

Jakarta, Beritasatu.com - Pusat penjualan pakaian bekas di Pasar Senen, Jakarta Pusat, selalu dipadati pengunjung. Area khusus thrifting yang berada di lantai 2 blok III dipadati pengunjung dari berbagai usia. Tak hanya dari kalangan menengah ke bawah, mereka yang datang untuk berburu pakaian bekas juga berasal dari kelompok menengah atas. Setidaknya itu tergambarkan dari para pengunjung yang datang menggunakan mobil pribadi.

Advertisement

Saat Beritasatu.com berkunjung ke Pasar Senen, Sabtu (11/3/2023,) rasanya tidak mudah bergerak dari satu toko ke toko lain. Suasana pasar menjadi kian ramai di akhir pekan. Gerak menjadi sangat terbatas karena kerap berpapasan dengan pengunjung lain yang membawa barang belanjaan maupun yang sekadar melihat-lihat barang.

Beberapa pengunjung bahkan datang lebih awal supaya tidak kehabisan barang buruan. Afni misalnya, pengunjung asal Bekasi mengaku sudah membeli 10 jenis pakaian dan masih ada barang lain yang ingin dibelinya.

"Ini masih lihat-lihat lagi, siapa tahu ketemu barang bagus lagi," kata Afni.

Advertisement

Ia mengaku senang berbelanja di area tersebut lantaran harga yang terjangkau dan barang yang masih berkualitas. "Baru habis Rp 200.000. Tadi dapat baju Zara dan H&M, kualitasnya masih bagus dan harganya cuma Rp 35.000," ungkapnya.

Baju impor dari jenama-jenama kenamaan luar negeri memang menjadi buruan para pengunjung, mengingat harganya yang miring. Mereka tidak terlalu mempersoalkan apakah itu barang bekas atau bagaimana barang itu bisa sampai di Pasar Senen. Yang penting, mereka bisa belanja tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

"Dengan Rp 100.000, di sini kita bisa dapat tiga sampai empat jenis barang, jadi pas untuk kantong kita. Kualitasnya juga masih bagus kok," kata Irfan, pengunjung asal Mampang, Jakarta Selatan.

Harga pakaian bekas yang dijual di Pasar Senen memang amat terjangkau. Kaus bisa didapatkan hanya dengan Rp 10.000 hingga Rp 20.000. Pengunjung juga bisa mendapatkan celana panjang dan sweater seharga Rp 35.000. Jaket dan jin dijual pada kisaran Rp 35.000 hingga Rp 50.000. Jika beruntung dan sabar, pengunjung bisa mendapatkan barang branded dengan harga di bawah Rp 100.000.

"Di sini barangnya unik-unik, tidak akan ditemukan di toko pakaian baru. Barangnya juga masih bagus kok, tidak seperti bekas pakai," kata Winda.

Ya, barang bekas branded yang diimpor memang menjadi buruan di Pasar Senen.

Menjerit
Sejatinya impor pakaian bekas sudah dilarang di Indonesia. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.

Namun, fakta menunjukkan pakaian bekas impor masih bisa ditemukan, misalnya di Pasar Senen. Hal ini pula yang meresahkan pelaku industri tekstil di Indonesia. Kehadiran barang branded dengan harga miring membuat produk-produk lokal yang meski baru, tetapi memiliki harga lebih mahal menjadi tidak laku.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja meminta agar peraturan pelarangan impor baju bekas ditegakkan. Pasalnya, jika mengikuti harga jual pakaian bekas, produk industri dalam negeri tidak mampu bersaing karena biaya produksinya lebih mahal.

"Memang pakaian bekas impor ini mengganggu sekali market-nya IKM. Pakaian bekas ini kan dijual dengan harga yang murah, dan ini head to head dengan produk yang dikerjakan teman-teman IKM. Mereka menjerit karena pasarnya mulai dambil pakaian bekas impor," katanya.

Imbasnya, pendapatan industri dalam negeri yang mayoritas merupakan industri kecil dan menengah (IKM) bisa semakin tergerus. Akibatnya, bisa terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang berdampak pada kondisi ekonomi secara keseluruhan.

"Teman-teman IKM mulai menjerit. Otomatis mata rantainya terganggu semua. Jadi harapan kami impor pakaian bekas ini benar-benar dikontrol supaya tidak merusak ekosistem IKM," kata Jemmy.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

TAG: 

Baca Juga

Komentar