Timnas AMIN Kritik Proyek Giant Sea Wall: Bakal Rusak Lingkungan
Anggota Dewan pakar Timnas AMIN, Ahmad Nur Hidayat mengkritik terkait program Giant Sea Wall atau tanggul raksasa di sepanjang jalur Pantai Utara. Ia menilai proyek tanggul raksasa itu justru akan menimbulkan banyak kerusakan lingkungan.
Hal itu ia sampaikan dalam Diskusi Publik tentang Pembangunan Kota-Kota di Indonesia agar Setara dengan Jakarta di Sekretariat Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Jumat (12/1/2024). Adapun proyek tanggul raksasa difungsikan agar kawasan tersebut tidak tenggelam di tengah naiknya permukaan air laut.
"Saya kira ini ada banyak hal yang akan merusak ya dari proyek ini terutama adalah lingkungan," kata Ahmad dalam diskusi itu.
Ahmad menyebut program tersebut juga dapat menghilangkan potensi mata pencaharian nelayan tradisional di pesisir pantai. Menurutnya, hal itu menyulitkan nelayan dalam mencari ikan di laut.
"Kalau ada giant itu kan nelayan-nelayan kita yang tradisional yang harusnya bisa melaut kapanpun itu kan enggak bisa lagi leluasa, dia harus punya kayak tempat tempat khusus yang belum tentu dekat sama wilayah mereka. Jadi anda bisa membayangkan berapa banyak nelayan yang akan kehilangan mata pencaharian dengan konsep giant sea ini," imbuhnya.
Ia pun membeberkan alasan capres nomor urut 1 sekaligus mantan Gubernur DKI Jakarta 2018 Anies Baswedan menolak proyek itu untuk mencegah banjir di Jakarta. Ia mengatakan, masyarakat Jakarta tidak terlalu butuh pembangunan tersebut. Sebab, masalah upaya banjir bisa diselesaikan tanpa tanggul itu.
"Proyek ini satu paket dengan reklamasi dan tentunya kita tahu reklamasi dan giant sea wall ini kan merusak lingkungan dan tidak pro kepada masyarakat Jakarta yang sebetulnya masyarakat Jakarta itu tidak butuh yang seperti itu. Masalah upaya banjir kan bisa diselesaikan tanpa tanggul itu," tuturnya.
"Kedua, pak Anies melihat ini buang buang investasi. Kita bicaranya enggak boleh satu sesi musim aja. Ketika musim kemarau itu semua turun enggak boleh kita hanya membangun satu infrastruktur yang penggunannya hanya untuk musim hujan untuk menangani banjir saja," jelasnya.
Lebih lanjut, Ia menambahkan dalam menanggulangi banjir, tidak perlu ada pembangunan giant sea wall di seluruh kawasan pantai utara. Sebab, banjir bukan menjadi masalah nasional yang dialami setiap daerah di kawasan pantai utara.
"Pertama gini yang banjir itu harus diidentifikasi, apakah terjadi di tingkat nasional atau seluruh pantai utara atau sebagian di pantai utara?, Setahu saya di Cirebon tidak ada isu banjir, mungkin Semarang iyah. Saya kira masalah banjir itu belum menjadi isu nasional. Biar itu diberikan kewenangan pemerintah daerah, dengan kreativitas pemerintah daerah kita punya sistem demokratis biar Pemda yang melakukannya. Mungkin pak anies dengan cara berbeda. Pak Ganjar berbeda," pungkasnya.
(aik/aik)
Komentar
Posting Komentar